Pernah suatu ketika disebuah penjara, seorang polisi mendapatkan surat dari terdakwa narapidana yang isi suratnya begini, “Tidak semua yang ada dalam penjara ini salah dan tidak semua yang berkeliaran diluar sana adalah orang yg tidak bersalah”, dari isi surat ini dapat kita mengambil kesimpulan bahwa, seorang yang terdakwa narapidana mengalami perlakuan proses hukum yang kurang adil atau istilah popularitasnya “Hukum itu tajam kebawah dan tumpul keatas”. Nah kebetulan terdakwa narapidana tersebut adalah seorang rakyat kecil dan profesinya hanyalah seorang buruh bangunan. Sampai disini kita bisa mengambil atau menarik benang merah dari analisis berfikir kita, bahwa undang-undang sebagai alat hukum di indonesia, hanyalah sebuah formalitas saja, biasa juga dikenal sebagai Hukum rimba, dimana hukum rimba itu siapa yang kuat maka dialah yang akan menang, hampir sama dengan realitas yang terjadi di indonesia, “siapa yang ber-uang maka dialah yang akan benar dimeja hukum” Luar biasa yah, penegak hukum kita di indonesia, saat saya sudah naik semester Lima (V) ada seorang teman yang bisa dibilang aktivis kampus, yah hanya aktivis yg berkoar ditempat dan rajin nonton youtube dan juga sebagai bahan dasarnya untuk beargumen, pernyataannya begini “ Bro Hukum kita di indonesia itu sangat lemah, masa ketika penguasa kelas kapitalis berbuat salah sangat mudah jalannya melewati penegak hukum. sedangkan orang kecil seperti kita ketika berperkara maka penegak hukum itu bagaikan Singa yang mengaum kepada musuh”, terus saya jawab, bukan hukumnya yang lemah, tapi penegak hukumnya yang terhipnotis ketika terkena penyakit suap. Itulah makanya sering kita dengar kalau hukum di Indonesia itu bisa dibeli dengan Uang, yah ketika difikir emang tidak salah dari kalimat itu, contoh nya saja ketika kita punya kepentingan di instansi kepemerintahan maka yang akan cepat selesai urusannya ialah yang ada keluarganya atau sinyalnya di instansi tersebut (Nepotisme), dan yang paling tidak bisa kita lupa adalah Pt Freeport yang ada di Gunung brawijaya papua.kita ketahui bersama bhwasanya disanalah penduduk pribumi menjerit diatas bongkahan emas, dan merana dilahan yang subur.

0 Komentar
Terimakasi Atas Partisipasinya Kawan